Thursday, April 6, 2017
kdc
Ke Dalam Cahaya
Judul Cerpen Ke Dalam Cahaya
Cerpen Karangan: Farizki Hapsoro
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Jepang
Lolos moderasi pada: 1 April 2017
Setelah berbagai masalah kecil yang tumpang tindih, aku bagaikan menjantuhkan susunan domino yang tak terlihat. Meski awalnya aku ingin menyembunyikan perasaan ini, tetapi pancaran panas dari perasaanku pun mulai menyebar.
“jangan menatapku dengan wajah yang ramah seperti itu…”
Aku orang yang tergolong cuek di kelasku. Walaupun aku termasuk siswa yang bisa dibilang “cukup” populer di sekolah dan banyak disukai siswi-siswi di sekolah. Tetapi aku terlalu masa bodo untuk memikirkan hal seperti itu.
Sejak kecil orangtuaku selalu memaksaku untuk berlajar dan belajar. Sampai-sampai aku tidak memiliki waktu yang banyak untuk bermain dengan teman-temanku. Sepulang sekolah aku langsung pergi ke tempat bimbingan belajar untuk mendapat pelajaran tambahan. Dan di malam hari pun aku masih belajar untuk persiapan hari berikutnya. Karena itu tidak heran jika aku selalu menduduki peringkat pertama saat ujian. Banyak guru yang suka kepadaku karena aku pandai dan rajin di kelas. Dan juga banyak yang iri denganku karena banyak guru yang suka kepadaku. Dan aku masih masa bodo dengan hal itu.
Hari senin mungkin hari yang berat buatku. Banyak pelajaran berbobot berat dan guru yang sering memberi nilai berat di hari senin. saat bel istirahat berbunyi aku langsung keluar dari lab fisika dan bergegas pergi ke kelas.
“oooiiiiii haruka..” suara yang familiar kudengar dari belakangku.
“Eh elu, kenta… Ngapain teriak-teriak segala, emang lu pikir gue budeg apa?” ternyata itu adalah suara kenta. Kenta adalah satu-satunya sahabat yang kumiliki. Dia satu-satunya orang yang bisa mengerti diriku. Dia temanku sejak kecil dan kita juga bertetangga. Karena itu aku sangat dekat dengan Kenta.
“hehe.. rang elu bisanya masang lagak budeg kalo nggak diteriakin dulu.”
“ada apa emang? Gue lagi bokek kalo lu mau ngutang duit”
“ah elahh.. siapa yang mau ngutang duit luuu.. eh elu. ada waktu gak pulang sekolah nanti?”
“wkwkwkw orang lu biasanya juga ngutang duit ke gue kok.. Ada kok sekitar 2 jam-an sebelum bimbelnya mulai. kenapa emang?
“emang tampang gue tampang pengemis yak? Huuu.. sip dahh. Nanti ikut gue yuk?”
“ikut lu kemana emang? Gue gak mau kalo lu ngajakin mangkal.”
“yee.. elu pikir gue banci kemang apa.. udahlah ikut ajaa..“
“wkwkwk iya iyaaa bebeb. Jangan lupa jemput gue di kelas”
“siap ndan wkwkw”
Sepulang sekolah kenta menjemputku di kelasku.
“emang elu mau ngajak gue kemana nyet?”
“u ak ak ak ak”
“ha? Lu ngomong apaan?”
“lu bilang gue nyet. Jadi gue pake bahasa monyet dong. Wkwkw”
“ah, elu.. yaudah deh. Elu mau ngajak gue kemana ken?
“gue pengen beli hadiah buat pacar gue. Bantuin gue yak wkwkw”
“yaelah tau gini gue nolak aja deh tadi”
“wkwkwk gak bisa.. elu udah terlanjur setuju..”
“ah sialan lu ken”
Aku dan kenta pergi ke mall untuk membelikan hadian untuk pacar kenta yang akan berualng tahun besok. Sebenarnya aku sangat malas untuk pergi ke mall karena sebenarnya aku benci dengan keramaian.
Setelah kenta selesai memilih hadiah yang ingin dia berikan ke pacarnya dia langsung pergi ke kasir untuk membayarnya.
“gue mau bayar ke kasir nih. Elu ikut apa nunggu di sini?”
“gue nunggu di food court aja. Males gue ikut lu. Nanti lu suruh bayar lagi wwkwkk”
“wkwk kagak lah. Gue punya duit nihh liat nooh lihat.. wkwk”
“iye iyee yang lagi punya duit..”
Saat aku ingin pergi ke food court tidak sengaja aku bertubrukan dengan seorang perempuan.
“aduh, maaf mbak tadi nggak ngelihat jalan” tutur ku kaku dan terbata-bata. Ya maklum aku jarang berbicara dengan orang selain kenta dan keluargaku.
“i-iya mas. Maaf juga aku tadi juga jalannya buru-buru. Jadi nggak fokus.”
Entah kenapa, wajahku memerah karena melihat perempuan itu. Sepertinya aku suka dengan dia. Mungkinkah itu yang disebut cinta pada pandangan pertama?. Pertama kalinya aku suka dengan seorang perempuan. Walaupun biasanya banyak perempuan di sekolah yang menyukaiku tetapi aku selalu mengacuhkannya.
Hari berikutnya saat aku masuk ke kelas seluruh isi kelas sudah ribut dengan adanya siswi pindahan yang sangat cantik. Aku tidak tertarik sama sekali dan aku langsung duduk di bangkuku. Bel pertama berbunyi, Wali kelasku masuk ke kelasku dan memperkenalkan siswi pindahan itu. Aku kaget bukan kepalang karena ternyata siswi pindahan itu adalah perempuan yang yang aku tabrak di mall kemarin.
“anak-anak. Kita punya murid baru hari ini. Dia pindahan dari Osaka. Yuria silahkan perkenalkan dirimu” pak guru memperkenalkan kelas
“perkenalkan. Nama saya kato yuria. Biasa dipanggil yuria. Saya pindahan dari osaka karena pekerjaan ayah saya. Salam kenal..”
Seluruh isi kelas bersorak. Kuakui yuria memang sangat cantik. Bahkan aku yang cuek pun bisa terpana dengannya.
Mungkin hidupku selama ini hanya seperti hidup di dalam bayangan dan kegelapan. Tidak ada yang bisa membuatku tertarik. Tetapi menurutku yuria berbeda. Dia memancarkan kehangatan musim semi dari senyumannya yang manis. Saat dia melihatku dia tersenyum dengan lembut. Dan itu membuatku salah tingkah. Mungkin dia yang kucari selama ini. Mungkinkah dia cahaya yang akan menerangi kegelapan dan mengkapuskan bayangan kesepianku?
Saat jam istirahat hanya beberapa orang yang berada di kelas. Yuria juga termasuk. Saat itu yuria mendatangiku.
“hei, kamu yang kemarin di mall kan?”
“ii-iya..”
“kenalin aku yuria.. namamu siapa?”
“a-aku ha-haruka…”
“haruka. Nanti ajakin aku muter-muter sekolah ya. Kenalin lingkungan sekolah. Hehe’
Saat itu juga jantungku hampir copot. Aku tidak menduga jika dia akan mengajak aku untuk berkeliling sekolah. Mungkin ini kesempatanku untuk lebih dekat dengan yuria.
Setelah selesai berkeliling sekolah. Aku dan yuria duduk di bangku taman di bawah pohon sakura. Angin yang lembut berhembus menggoyang pepohonan. Cahaya matahari pun mulai menyebar. Aku merasa sangat nyaman dengan yuria. Apakah dia juga berpikiran sepertiku? Atau hanya aku saja? Entahlah, yang jelas aku sangat nyaman walau hanya duduk berdekatan dengan yuria. Biasanya aku sangat tidak peduli dengan perempuan namun aku harus peduli jika sedang berada di dekat yuria. Karena dia adalah cahaya musim semiku. Seakan
Semakin hari hubunganku dengan yuria semakin dekat. Aku sangat bahagia karena aku bisa dekat dengannya. Aku juga sudah mulai biasa berinteraksi dengan teman-teman di kelas. Karena yuria seperti mebuka segel penghalangku ke dunia luar. Bahkan kenta pun terharu karena sekarang aku berani berinteraksi dengan teman-teman. Yuria seperti dewi menurutku. Apakah dekat saja sudah cukup? Entahlah, munkin tak perlu terburu-buru.
Ke dalam cahaya aku masuk seorang diri. Kini tak perlu untuk bergegas. di sini, keluar dari bayangan perlahan mengikuti langkahmu. Cinta itu akan menyinari rasa kesepian. Senyuman yuria seperti mengajakku untuk meninggalkan kegelapanku yang dulu dan mengajakku menuju tempat yang terang. Segera berjalan dan keluar dari kegelapan. Seakan berbicara “tak ada yang perlu ditakutkan” ke dalam hatiku. Tak apa jika kau ingin melihat kegelepan, tapi jangan lupa jika masih ada cahaya yang hangat. Cinta itu akan selalu mengubah segalanya. Kekuatan kepercayaan itu akan memberikannya bentuk.
“Beranilah karena sesuatu takkan dimulai jika hanya diam” pikirku dari lubuk hatiku. Tetapi mungkin dia akan membenciku jika aku mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya. Lebih baik seperti ini saja. Menjadi cahayaku saja sudah cukup bagiku. Biar waktu yang menyampaikan perasaanku pada yuria.
Semoga saja dia juga memiliki rasa yang sama terhadapku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment