Wednesday, April 5, 2017

kybh

Kambing Yang Baik Hati Judul Cerpen Kambing Yang Baik Hati Cerpen Karangan: Andika Rakhmadtullah Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Fabel (Hewan) Lolos moderasi pada: 4 April 2017 Di sebuah desa di dalam hutan, hiduplah seekor kambing yang bernama Mbek. Dia memiliki tanduk yang lumayan besar di kepalanya, Dia hidup sebatang kara, dia hanya memiliki rumahnya sebagai hartanya. Setiap hari ia berjalan-jalan memutari desa, tetapi semua warga di desa itu merasa Mbek adalah orang gila, karena bajunya dekil dan lusuh, selain itu dia juga berbau tidak sedap, karena berhari-hari dia tidak mandi. Akan tetapi ia masih tegar untuk menjalani hidup. Namun pada suatu hari, saat itu ada pendatang baru di desa tempat Mbek tinggal, dia adalah seekor kucing yang kaya raya, ia bernama Meong, ia datang dengan kereta api yang mewah, katanya dia sangat sombong. Kebetulan tempat tinggal Meong hanya dua rumah dari tempat tinggal Mbek. Karena itu Mbek ingin berkunjung ke rumah tetangganya yang baru, untuk mengucapkan selamat datang padanya. Sampai di rumah Meong, Mbek langsung mengetuk pintu rumah si Meong yang penuh ukiran cantik, beberapa kali. Si Meong pun keluar dengan sombongnya. “Apa yang kau inginkan di rumahku?, cepat jawab! aku sudah tidak tahan dengan baumu yang busuk itu!.” ia berkata sambil menutup hidung. “Aku hanya ingin mengunjungi tetangga baruku, apa itu kau?” Tanya Mbek dengan pelan dan dengan senyuman di wajahnya. “Ya itu memang aku, apa maumu?” Kata si Meong masih sambil menutup hidung, “Oh jadi itu kau? kalau begitu aku ucapkan selamat datang di desa kami!.” Kata Mbek dengan wajah berseri-seri, “gubrakk…” Bukannya menjawab, si Meong malah masuk ke dalam rumah dan menutup pintu dengan keras, “Aku sudah tidak tahan dengan baunya yang busuk itu.” Si Meong berkata pada dirinya sendiri. Karena melihat si Meong masuk dengan terburu-buru dia merasa sedih, Mbek langsung berjalan menuju rumahnya dengan perasaan sedih. Keesokan harinya si Meong keluar dari rumahnya menuju ke pasar, dia memakai pakaian yang rapi dan indah, kebetulan Mbek sedang berjalan-jalan di pasar itu. Si Meong melihat Mbek dari kejauhan, dia mencoba menghindar dari Mbek. “Kenapa dia ada di sini?, aku tidak tahan dengan bau kambing itu.” Kata si Meong sambil berjalan menuju tempat parkir kendaraan. Akan tetapi Mbek juga ingin menuju tempat parkir, dia pun menuju kamar mandi yang berada di samping tempat parkir, “Apakah dia memang sengaja mengikutiku?.” Dia berkata dengan dirinya sendiri. Setelah itu dia mengintip ke luar, ternyata Mbek sudah pergi, dia pun keluar menuju ke pasar untuk membeli ikan, Setelah membeli ikan ia pun segera pulang. Saat di pertigaan, si Meong bertemu tiga anjing yang gagah, dia berpikir mereka adalah orang desa biasa, namun mereka menghadang jalan Meong. “Berikan semua uangmu!, kalau tidak kugigit kau!.” Kata anjing yang ada di tengah, “ya betul katanya, akan kami gigit kau, kalau kau tidak mau memberikan uangmu!.” kata anjing yang lainnya, “Tolong, tolong, tolong!.” Teriak Meong ketakutan. Akan tetapi tidak ada seorangpun di sana. “Tolong lepaskan aku, kumohon!.” Kata si Meong sambil menangis. “Kalau kau ingin selamat berikan dulu semua uangmu!” kata anjing yang tengah. “Tolong, tolong, tolong!” Si Meong kembali berteriak. Lalu muncullah Mbek dari arah yang berlawanan arah dengan si Meong. “Lepaskan dia dasar penjahat!.” Kata Mbek dengan gagah. “Oh kau ingin jadi pahlawan kesiangan?.” Kata anjing yang tengah, mendengar ucapan yang meremehkan dirinya, tanpa pikir panjang Mbek langsung menyundul mereka dengan tanduknya yang lumayan kuat itu hingga masuk sungai, dan mereka pun lari terbirit-birit, akan tetapi tanduk Mbek menjadi patah karena menyundul mereka. “Ah, tandukku… patah?” Kata Mbek terkejut. “Apa kau baik-baik saja teman?.” Tanya Meong dengan muka khawatir. “Teman?” kata Mbek terkejut, “Ya karena kau menyelamatkanku dari mereka.” Kata Meong dengan tersenyum. Lalu Meong membawa Mbek ke rumahnya untuk istirahat. Akhirnya Mbek dan Meong menjadi teman baik, dan Mbek pun tidak berbau tidak sedap karena Meong memperbolehkannya mandi di kamar mandinya dan kemudian Mbek mempunyai banyak teman di desa itu.

No comments:

Post a Comment