Thursday, April 6, 2017

bh

Birthday Haunted Judul Cerpen Birthday Haunted Cerpen Karangan: Humaida Masfiyah Kategori: Cerpen Horor (Hantu) Lolos moderasi pada: 3 April 2017 Tik tok tik tok, suara jam dinding silver menggema di seluruh ruang kamar membuat suasana semakin mencekam. Aku berusaha tetap terjaga meski angin malam membuat tubuhku menggigil. Kutarik selimut merah muda bermotif polkadot hingga ke puncak tubuhku. Mataku yang selalu bergerak awas ke penjuru sudut kamar waspada terhadap banyak kejadian yang membuatku semakin gila akhir akhir ini. Huft.. kali ini aku dapat bernapas lega setelah merasa keadaan sudah kembali aman. Kucoba menutup mataku kesekian kalinya, namun gagal, saat kurasa sesuatu yang berbau amis dan kuyakin itu berwarna merah mengalir di keningku. Aku tak berani lagi untuk menoleh karena ku yakin itu akan sangat menakutkan. Rasanya tubuhku lemas, bibirku kelu hingga tak mampu lagi berteriak, tanpa aba aba aku segera berlari secepat mungkin walau dengan langkah yang gontai menuju ruang tamu, kutarik gorden yang tak bersalah untuk menghilangkan bercak aliran noda di dahiku. Aku tidak dapat tenang lagi ketika mendengar suara alunan nada piano menggetarkan bulu kudukku walaupun tak ada yang memainkannya, lampu yang berkedip tanpa henti, derik suara benda yang tergeser, bingkai foto yang terjatuh, kegilaan macam apa ini. Apakah the ghost sedang mengerjaiku?. Kecemasanku memuncak ketika sebuah penghisap debu bergerak dengan sendirinya, aku panik dan berusaha menyelamatkan diri ketika penghisap debu itu bergerak semakin cepat ke arahku hingga memaksaku berlari mengelilingi ruang tamu, aku mencoba berlindung di bawah meja namun tetap saja penghisap debu itu membuntutiku bahkan hingga menghisap kaos kakiku, aku tak rela kaos kakiku dihisap mentah mentah. Akhirnya terjadi persaingan tarik menarik antara aku dan penghisap debu. Semakin lama aku menjadi semakin kesal dan jengkel. Kutendang alat itu dengan keras menggunakan jurus karate yang tak begitu aku kuasai. Tetapi terbukti mesin itu mau berhenti bergerak. Namun ada sesuatu yang ganjal ketika aku melihat di bagian mesin penghisap debu terdapat suatu alat entah apa, tapi sepertinya sebuah alat pengendali. Perhatianku teralihkan ketika melihat kursi goyang di sudut ruang keluarga bergerak dengan sendirinya menciptakan suara angker di balik kesunyian menambah suasana semakin mencekam, aku sudah tak tahan lagi dan berusaha kabur ke luar rumah lewat jendela. Kali ini aku benar benar merasa ketakutan, aku terus berlari dengan langkah yang terbirit birit, hal pertama yang akan kulakukan adalah mencari pertolongan untuk sekedar memberi tumpangan tempat tinggal dan berharap hal mistis yang kualami malam ini hanya sekedar mimpi. Namun sial, setiap kali meminta bantuan, orang orang itu acuh dan tak peduli, mungkin hanya menganggapku angin lalu yang sekedar berhembus lalu menghilang atau mungkin mereka menganggapku gila, mungkin begitu. Walaupun aku berteriak kencang hingga suaraku serak tetap tak ada yang menggubrisnya. Aku benar benar bingung dan hanya bisa berlari tanpa tujuan, tak tahu harus ke mana lagi. Mungkin jika aku tertabrak bus, tersambar kereta api, terbentok tiang listrik, terperosok ke lubang buaya, mungkin semua orang takkan peduli. Kini, di sudut bahu jalan aku benar benar merasa kelelahan, badanku lemas, kepalaku terasa penat dan benar benar pusing, aku merasakan dunia ini bergoyang dan terbelah menjadi dua. Lalu badanku terasa membentur sesuatu yang keras dan tanpa sadar aku tertidur. “happy birthday to you, happy birthday to you” alunan suara yang terdengar ramai dan berulang ulang, aku dapat merasakan tubuhku terbaring di sesuatu yang empuk dan lembut, begitu nyaman sehinnga aku ingin dalam posisi seperti ini seterusnya, tapi tiba tiba sesuatu yang basah menyiram tubuhku dari atas kepala hingga ujung kaki membuatku tersentak dan membangunkanku dari tidur indahku, sesuatu yang terang menyilaukan pandanganku, tapi dapat kulihat dengan jelas Nampak berdiri beberapa orang dewasa dan remaja seusiaku yang sedang mengulurkan kue bertahtakan lilin merah yang menyalakan api, orang orang itu tak lain adalah keluarga juga kerabat dan teman temanku. Yah, sekarang aku mengerti apa maksud dari segalanya, baru kusadari hari ini adalah ulang tahunku, dan mereka berhasil memberikan kejuatan yang dapat membuatku mati berdiri. Memang asumsiku benar, tanpa perlu aku meminta penjelasan, mereka menganggukkan kepala bersamaan dengan menyunggingkan senyum penuh penyesalan, aku bangun dari tempat duduk dibantu kedua saudariku, Kudekatkan tubuhku di samping kue lalu memanjatkan doa, kutiup lilin di kue itu namun seketika lampu menjadi berkedip kedip, aku hanya tertawa renyah, kutatap tajam wajah mereka tanda bahwa aku tak akan bisa tertipu lagi dan ini juga bukan lelucon yang lucu, namun sekali lagi, mereka menggeleng tak paham seakan menjadi isyarat ini bukan salah satu rencana mereka, tiba tiba bulu kudukku berdiri seketika mendengar decitan suara kursi goyang yang bergerak tak beraturan menciptakan suara angker yang memecah keheningan, kami semua terbelalak tak mengerti, seketika rumah ini terselimuti aura mistis yang mengerikan, mungkin ini saatnya makhluk transparan untuk menunjukkan keahliannya.

No comments:

Post a Comment