Wednesday, April 5, 2017

j

Ketika Khayal Mulai Hilang Judul Cerpen Ketika Khayal Mulai Hilang Cerpen Karangan: Erliana Mugarwati Cahyanengtyas Kategori: Cerpen Cinta Dalam Hati (Terpendam) Lolos moderasi pada: 5 April 2017 Ditemani dinginnya hembusan angin dan alunan suara rintik hujan membuat waktu berjalan terasa lama, sudah hampir dua puluh menit gadis itu menunggu di depan sebuah rumah dengan perasaan gelisah bersama sebuah payung yang bertengger di tangannya. Lia adalah sapaan untuk gadis itu. Hingga akhirnya sebuah garis lengakung menghiasi wajahnya yang tirus saat melihat seseorang keluar dari sebuah mobil tanpa mempedulikan tubuhnya yang basah karena terkena rintikan hujan. Dia adalah orang asing yang terasa seperti kakak, sahabat dan juga cinta untuk Lia, nama pemuda itu adalah Alvarez Bintang Pratama. “Bi kok lo baru pulang sih! ini tuh udah hari ke 62, sedangakan lo cuman bilang pergi 60 hari.” Rengek Lia sambil mencoba memayungi Bintang agar tidak kehujanan. Namun bukannya menjawab pertanyaan Lia, Bintang malah mengambil alih payung yang ada di tangan kanan Lia lalu menatap mata hitam Lia dengan mata coklatnya yang terang itu, mata yang mampu memberi rasa nyaman dan ketenangan untuk Lia. Setelah beberapa detik, Bintang malah menarik Lia ke dalam pelukannya seakan mentrasfer rasa rindu yang ia rasakan juga selama mereka berpisah dan berkata, “kenapa? Kangen sama gua? Ehm? Kok ditanya malah diem!”. Lia yang tadinya sedang menikmati damai berada didalam pelukan Bintang terpaksa harus melepaskannya. “ngapain gua kangen sama lo! Gua tuh cuman mau bilang gara-gara lo pergi kelamaan gua jadi gak punya pelampiasan kesel gua.” Kata Lia untuk menutupi kenyataan kalau sebenarnya ia sangat kesepian dan juga sedih saat Bintang pergi. Namun karena senja sudah menyapa akhirnya Lia membantu Bintang memasukan barang-barang ke dalam rumah. Saat di dalam rumah Lia bertemu dengan kedua orangtua Bintang yaitu Tante Amel dan Om Raka, selama ini mereka memperlakukan Lia seperti anak mereka sendiri bahkan tante Amel pernah berkata kalau baginya Lia sudah seperti adik Bintang karena memang umur Bintang yang jauh lebih tua 2 tahun dan itu sedikit mebuat Lia sedih entah kenapa. “Li, ayo naik ke atas temenin gua ngerapiin barang-barang gua” Kata Bintang. “iya duluan ajah, gua mau main dulu sama Rafee bentar” balas Lia sedangakan Bintang langsung melangakahkan kakinya untuk naik ke lantai atas. Rafee adalah adik sepupu bintang yang berusia 2 tahun, ia memiliki pipi yang seperti bakpau menurut Lia karena itu Lia sangat gemas padanya. Akhirnya setelah puas bermain dengan Rafee, Lia memutuskan naik ke atas dan melihat Bintang sedang merebahkan tubuhnya di sofa sambil membaca novel kesukaannya dengan kaca mata yang bertengger di hidungnya, tanpa Bintang sadari Lia selalu memperhatikannya diam-diam. “Bi, emang lo abis ngapain sih pergi lama banget sampe dua bulan lebih?” Tanya Lia sambil mencari posisi duduk tidak jauh dari Bintang. “oia, gua belum cerita ya sama lo, gua itu abis nyiapin keperluan gua buat tinggal di Jogja.” balas Bintang yang mampu membuat mata Lia membulat sempurna, seakan sadar bahwa ucapan itu membuat gadis di depannya merasa terkejut Bintang bangakit dari posisinya menjadi duduk dan mencoba menjelaskan, “jadi gua itu diterima salah satu universitas disana, dan gua gak cerita sama lo karena gua mau ngasih kejutan sama lo, tapi kayaknya gua salah soalnya ngeliat lo kayak gini kayanya ini bukan reaksi yang gua harapin” tambahnya. “tapi kenapa harus jauh banget?” Tanya Lia sambil menahan air mata yang terasa sudah di pelupuk mata, rasanya seperti mimpi buruk baginya jauh dari Bintang karena selama 10 tahun Bintang selalu berada di sisinya dan sekarang dia harus dipaksa untuk terbiasa hidup tanpa Bintang di sisinya. “sebenarnya sih gua juga gak pernah punya rencana buat kuliah di sana, tapi lo tau Li pas lulusan gua dapat kabar kalo Bunga mau daftar ke salah satu universitas di sana dan gua rasa gua harus perjuangin dia lagi, karena itu gua daftar di sana dan ternyata diterima. Lagian adik gua yang satu ini kan udah gede jadi bisa gua tinggal sekarang.” kata Bintang sambil mengacak-ngacak rambut Lia dan memeluknya. Tanpa Bintang sadari hati yang sudah Lia susun untuk Bintang hancur seketika, seakan dipaksa keluar dari dunia khayal yang indah Lia dituntut harus menerima kenyataan kalau selama ini Bintang hanya menganggapnya sebagai adik bukan seorang wanita yang layak untuk dicintai oleh Bintang. Lia memang tahu kalau Bintang pernah menyukai teman sekolahnya saat SMP namun Lia pikir Bintang sudah melupakannya karena Bintang tidak pernah membahasnya lagi. Seakan ingin menertawai dirinya yang bodoh karena tertipu oleh perlakuan Bintang selama ini, Lia mencoba menerima kenyataan dan membiarkan perasaannya ini menjadi rahasia yang akan ia pendam sampai akhir, entah akan berakhir indah atau malah sebaliknya. Hingga akhirnya terucap satu kata dari bibirnya untuk membalas ucapan Bintang yang terasa menyakitkan di hatinya yaitu “congrats”.

No comments:

Post a Comment