Wednesday, April 5, 2017

Menulis Juga Baik

Menulis Juga Baik Judul Cerpen Menulis Juga Baik Cerpen Karangan: Khoirotunnisa Kategori: Cerpen Keluarga, Cerpen Motivasi Lolos moderasi pada: 5 April 2017 Namaku keysha aku adalah seorang gadis yang terlahir di keluarga sederhana. Umurku 13 tahun tepatnya kelas 2 sekolah menengah pertama atau SMP, aku sekolah di sekolah yang begitu sederhana hingga muridnya pun tidak terlalu banyak. Ibuku adalah seorang penjahit, Ibu sering menjahit baju dengan model yang ia buat sendiri lalu hasilnya Ayah yang menjualnya di toko yang kami punya di depan rumah kami. Banyak orang yang membelinya karena jahitannya rapi dan juga kain yang digunakan ibu untuk menjahit sangat bagus dan berkualitas. Aku mempunyai seorang kakak perempuan dan adik laki laki, Kakak perempuanku bernama Hana, kak hana adalah seorang siswi kelas 2 SMA sekolahnya satu yayasan dengan sekolahku. jadi, kami selalu berangkat dan pulang bersama. Dan kami jarang bertengkar tidak seperti sepasang adik dan kakak yang lainnya selalu tidak akur tetapi aku dan kak Hana sangat dekat kami selalu saling mendukung saat salah seorang dari kami mendapat masalah. Adik laki lakiku bernama Dera, dera ini adalah seorang pria yang cuek, cuek sekali, bahkan saat di rumah dera merasa asing dengan keberadaan kami sekeluarga, dia hanya mengkurung dirinya di kamar, keluar saat disuruh oleh ibu, Dera duduk di bangku kelas 6 SD. Aku mempunyai hobby menulis dan membaca, hobby ini datang saat aku duduk dibangku kelas 5 SD entah kenapa sejak itu aku sangat menyukai hobby yang baru ini. Aku sering membuat puisi atau cerpen, aku juga pernah memberikan puisi kepada semua anggota keluargaku saat aku kelas 6, mereka semua hanya senyum tanpa berkata sepatah katapun padahal aku sangat mengharapkan kata “kamu hebat!” atau apalah yang membuat diriku senang dan menjadi lebih semangat untuk menulis. Dan sepertinya mereka tidak menyukai hobbyku, bahkan kak hana, kak hana yang biasanya sangat mendukungku kini hilang, aku jadi patah semangat untuk terjun ke dunia menulis lebih dalam. Sebenarnya ayah dan ibu lebih suka kalau aku jago menggambar seperti kak hana dan dera, tapi aku, aku bahkan tidak suka menggambar bagaimana aku bisa menjadi seorang pelukis atau arsitek kalau menggambar saja aku tidak bisa. Ayah dan ibu pikir menulis cerita atau puisi tidak menghasilkan apapun yang ada hanya tumpukan kertas yang menumpuk dan berantakan. Tapi aku tidak patah semangat karena aku tau jadi seorang penulis itu sangat menguntungkan sama seperti menjadi arsitek atau lainnya. Hingga aku kini kelas 8 Ayah dan ibu masih belum suka dengan hobbyku tapi aku terus berjuang hingga teman temanku mendukungku agar aku jadi penulis profesional. Berbulan bulan kemudian hasil karyaku sudah dimuat di berbagai halaman internet, koran, dan majalah karena bantuan dari teman temanku bukan Ibu atau ayahku, di sekolah juga aku sudah terkenal dengan karyaku yang dimuat dia mading sekolah. Sampai tepat aku kelas 9 penerbit menawarkanku agar membuat semua karyaku menjadi sebuah buku, aku sangat senang. Sungguh! aku tak percaya kalau mimpiku yang besar sebentar lagi akan tercapai semua impian yang kurang disukai oleh ayah dah ibu akan menjadi kenyataan. Aku akan membuktikan kepada ayah dan ibu kalau menulis juga sama untungnya dengan menjadi yang mereka inginkan. Suatu pagi aku menerima surat dari penerbit kalau aku akan diundang dalam sebuah show yang diadakan oleh penulis besar dan aku mengajak ayah ibu dan semua anggota lainnya. Semua orang datang, dan aku terpilih menjadi penulis remaja profesional yang sangat bertalenta aku juga mendapat beragam hadiah dan kata kata manis yang terucap oleh beberapa penulis besar. Hingga ibu dan ayah pun setuju kalau aku jadi seorang penulis. Ini tidak seberapa, aku akan buktikan yang lebih menguntungkan dari menulis bu, yah.

No comments:

Post a Comment