Friday, April 7, 2017

I W I K

I Wish I Knew Judul Cerpen I Wish I Knew Cerpen Karangan: Sabila Salwa Putri Wahyuhadi Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Penyesalan, Cerpen Sedih Lolos moderasi pada: 7 April 2017 “Nina! ayuk!” ajakku pada Nina. “Sebentar Vira!” ucap Nina. “Heh! kalian tu mau ngapain?! ajak aku juga dong!” ucap seseorang tiba-tiba dan rupanya itu Kayla. “Hei! kamu tu orangnya tu pemarah, suka ngambek, sukanya njotos, kalau diapa-apain nangis!” ucap Nina. “Ya! betul tu!” tambahku. “Ka, ka, kalian jahat!” ucap Kayla nangis dan pergi. “Mulai lagi deh! gampang banget ya! kita boongin! hahahahaha!” ucap Nina tertawa. “Ya!” ucapku tertawa juga. “Hei! kalian jahat! jadi orang jangan suka bohongin orang! nanti dosa lo!” ucap seseorang tiba tiba dan ternyata itu Lala. “Biarin! terserah kita dong! Lalalele! hahahahahaha” ucap kami berdua diiringi ketawaan. “Kalian jahat!” ucap Lala nangis lalu pergi. “Setiap orang yang kita buli nangis, apa kita minta maaf aja ya?” ucapku nyesel. “Heh! buat apa kita minta maaf! palingan nanti gentian kita yang dibuli! jangan percaya tipu muslihat mereka! mereka itu cuma pura pura nangis tahu! biar kita minta maaf sama mereka!” jelas Nina. “Betul juga katamu! tumben lo pinter!” ucapku bercanda. “Ih! apaan sih lo! hahahaha!” ucap Nina ketawa, aku pun sama. Keesokan Harinya “Nina, Vira! besok aku sama Lala mau pergi ke Paris di Prancis!” ucap Kayla. “Ya! ini titipan untuk kalian berdua!” ucap Lala memberikan 2 batang coklat besar Dairy. “Nggak butuh!!” ucapku dan Nina teriak lalu mengambil coklatnya dan menginjak-injak coklat itu. “Pa, pa, padahal itu kami yang beli sendiri pake uang kami!” ucap Kayla dan Lala sedih. “Nggak peduli!” teriakku dan Nina sekali lagi. Kayla dan Lala tertunduk sedih. Keesokan Harinya “Heh! denger denger, ada isu yang menyatakan bahwa ada bom di Paris lo! sekarang ini polisi di Paris berusaha untuk menemukan bomnya!” ucap Tiara pada Helen. “Ih! ngeri, katanya Kayla dan Lala ke sana!” ucap Helen. “Alah! siapa bilang! paling juga nanti bomnya meledak di samping Kayla dan Lala! biar tahu rasa mereka!” teriakku dan Nina. “Hei! Vira, Nina! sesama temen nggak boleh kaya gitu! nanti dosa lo!” ucap Tiara. “Eh! lo nggak usah sok ngeceramahin gue sama Nina! sok aja kaya ustadzah! sama dia kaya Lala! si tukang ceramahin! haha!” ucap aku dan Nina sinis. Tiara dan Helen pun nangis. Keesokan Harinya Aku nonton tv di rumah bersama Nina (kebetulan itu hari Minggu!). Nina mampir ke rumah aku. “Di beritakan! bahwa, bomnya sudah ditemukan di Paris oleh polisi. Tetapi, sayang yang memegangnya adalah bocah cilik bernama Kayla dan Lala. Bom itu sudah 5 detik sebelum meledak. Dan pada saat hitungan 1 detik bomnya ada di tangan bocah cilik itu, mereka tewas seketika. Dan biodata diri mereka ialah, yang bernama Lala, Lala Aninda Sulista, yang bernama Kayla, Kayla Aninda Sulista, mereka dari keluarga yang berkecukupan, nama ayahnya ialah Diva Farid Gustein, nama ibunya ialah Sulista Paraswati Gein, dan ternyata 2 bocah itu memiliki saudara 1 lagi, yaitu Vira Aninda Sulista! demikian pemberitahuannya, terima kasih dan sampai jumpa lagi!” ucap seorang peremuan di tv yang mengabarkan acara-acara baru. Spontan aku langsung terkjut dan kaget. (Eh? kaget sama terkejut kan sama? maaf ya! maaf! ) Aku menangis tersedu-sedu, tak kusangka, mereka berdua adalah saudariku. Andai kutahu! pasti mereka tak akan kusakiti! maafkan aku saudariku.

No comments:

Post a Comment