Saturday, April 22, 2017

Dalam Diam Aku Mengagumimu

Dalam Diam Aku Mengagumimu Cerpen Karangan: Yelia Syamsul Kategori: Cerpen Cinta Islami Lolos moderasi pada: 22 April 2017 Apa kau pernah berfikir mengenai pilihan? Sungguh sulit bukan jika harus memilih apa yang kita butuhkan dan apa yang benar-benar kita inginkan? Begitupun tetang Prinsip Cintaku. Kenalkan namaku Elia aku dilahirkan dari kisah cinta yang sempurna, dari kedua orangtuaku yang saling melengkapi dan kedua saudaraku yang membuatku merasakan tak butuh cinta lebih sebelum waktunya. Ketika seseorang bertanya padaku apa itu cinta? Imajinasiku melayang memikirkan keinginan yang semua orang pasti mendambakannya. Sore itu aku berjalan melintasi trotoar kota yang tidak begitu padat, gadis berkerudung sepertiku sering sekali menjadi bahan gurauan, jujur saja sikapku sebelum berkerudung dengan sepenuh hati bisa dibilang buruk sekali jadi aku pun tidak akan heran jika teman-teman menyebutku Sok Alim sekarang, haha apapun yang mereka fikirkan tapi keyakinan yang paling besar di dalam hatiku adalah jiwa ini yang memberontak ingin diperbaiki. Dalam perjalanan itu tanpa sengaja pandanganku terhenti akan sosok laki-laki tampan dan selama berjalan aku menyadari telah melakukan zina mata namun jiwa remaja ini masih begitu kental melekat, ia berjalan di sampingku karena kekaguman ini ia dapat mamacu langkahku hingga kami berjalan seperti beriringan, tepat di depan kampus aku masih melihatnya masuk ke gerbang dan kami pun terpisah, sedikit merasa aneh dengan diri sendiri namun aku bahagia walau tidak mengenalnya secara langsung kenyataan mengatakan dia satu Kampus denganku. Sesampai di ruang belajar terjadilah sumbiringah yang tak beralamat sontak saja sikapku menjadi bahan bercandaan bagi teman-teman dekatku. Kisah cinta itu berakhir, aku selalu tekankan hal itu pada diriku. Banyak yang berpendapat aku takut pacaran karena terlalu sering disakiti dan ada yang bilang aku wanita yang terlalu sombong, belagu, dan tidak peka apapun itu tak ada yang mengerti tentang pilihanku ini aku tidak akan membantah, namun aku akan menjawabnya dengan senyuman sambil berkata di dalam diri sendiri “aku belum butuh cinta yang menghalangi, karena saat ini aku memiliki cinta yang begitu banyak dan bahkan berlebih”. Setelah pertemuan itu aku tak pernah melihat lagi laki-laki yang membuatku memikirkan hal-hal yang aneh itu, walau sedikit banyak ia ada dalam khayalanku. Bahkan aku tak berminat untuk mencari tau lebih, rasa itu pasti pudar itulah yang aku percaya. Hari-hari pun berlalu aku menjalani kehidupan normalku dengan persaan yang aneh ini hingga semester demi semester pun kulalui tanpa terasa tahun-tahun akhir bagiku menjadi mahasiswa berakhir di tahun depan. Saat pembagian wilayah untuk melakukan Praktek Lapangan aku bertemu lagi dengan Dia ya laki-laki yang ku kagumi dalam diam karena saat itu aku ditugaskan di wilayah asalnya. Secara alamiah saja kedekatan itu pun terjalin karena ia adalah pemuda di wilayah tersebut, ditambah lagi karena dia merupakan alumni dari kampusku. Jika ada yang bertanya apa aku bahagia? Jawabannya hanya satu “Ya, aku bahagia” namun bagiku bahagia itu bukanlah cinta. Setidaknya aku bisa mengenal orang yang aku kagumi lebih dekat, dalam keseharian aku lebih suka bergaul dengan banyak orang tanpa membedakan orang itu laki-laki ataupun perempuan dan kebiasaan itulah yang menjadi salah satu faktor mendekatkanku. Namanya Rian beparas tampan, bertutur kata lembut dan Soleh. Itu hal yang aku ketahui cukup sampai disana dan tidak ingin lebih hingga PL ku berakhir. Semua laporan penelitian, proposal dan bahan-bahan sidang sudah dipersiapkan dari lama dan hasilnya akhir tahun nanti aku akan diwisuda. Bahagia yang luar biasa saat ini kurasakan dan janji untuk 3,5 tahun akhirnya terpenuhi. Aku tahu cinta yang kumiliki begitu melimpah, semakin aku mensyukuri yang telah dimiliki semakin banyak cinta yang kupunya. Kisah cintaku berakhir di kampus itu. Setelah menyelesaikan kuliah, aku langsung mendapatkan tawaran kerja dengan kontarak 2 tahun dan gaji yang tinggi dan tanpa pikir panjang tawaran itu aku terima. Sehabis kontrak pekerjaan itu, aku melanjutkan kuliahku ke Universitas yang ada di luar negeri dan itu pun berjalan tidak lama hingga toga ke dua kembali aku persembahkan untuk mereka yang aku cintai. Dalam awal kuliah, recanaku untuk mengajak orangtua dan saudaraku pergi ke Tanah Suci tersimpan dengan dalam dan satu lagi tuhan memberikanku kesempatan untuk itu. Tahun berjalan kehidupan dan semua rencana terasa dipermudah oleh Yang Kuasa dan tibalah desakan orangtua untuk menikah. Bagiku apapun pilihan orangtua adalah yang terbaik, hingga aku menerima lamaran dari laki-laki yang berani mengajakku untuk serius namanya Dion. Pengenalan pun dilakukan 2 bulan, semakin aku mengenal Dion, aku semakin tertarik dan mengerti tetang pilihan orangtuaku ini. Semua prosesi ta’aruf telah dilakukan dan saatnya aku dihalalkan. Tetapi sayangnya tuhan tidak mengizinkan kami untuk berjodoh Dion mengelami kecelakan hingga hal itu memisahkan kami. Aku merasa terluka, itu sangat pasti. Namun aku tau tuhan punya rencana yang lebih indah. Setahun berjalan saat sedang membereskan buku-buku laporan kantor aku menemukan catatan kecil yang sering aku gunakan diwaktu kuliah dulu, dan terselip sebuah surat yang tak pernah aku ketahui “untuk elia” Elia, aku Rian kakak seniormu di kampus. Aku tidak tau perasaan aneh yang aku rasakan saat kita berbicara dan aku bukanlah orang yang pandai berbasa-basi, aku menyukaimu namun aku berharap perasaan ini sama-sama kita sampaikan lewat doa karena Allah lebih adil dalam menetapkan perasaan kita. Hubungi kakak kalau kamu sudah membaca surat ini. Salam, Rian Langsung saja pemikiranku beralih pada laki-laki yang kukagumi dulu, dan entah kebetulan ataupun takdir kami kembali dipertemukan dalam sebuah rapat perusahaan. Seorang laki-laki menyapaku “Asalamualaikum Elia” di saat melihat aku pun tersenyum sembari menjawab salamnya. Pertemuan itulah menjadi awal dan akhir bagi kisah cintaku.

No comments:

Post a Comment