Thursday, April 6, 2017
kg
Kelakuan Gue
Judul Cerpen Kelakuan Gue
Cerpen Karangan: Uyiz Dofukizi
Kategori: Cerpen Lucu (Humor), Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 3 April 2017
Kenalin, nama gue Uyiz Dofukizi, murid SMP, dimana SMP itu mempunyai kesamaan seperti layaknya sinetron-sinetron zaman sekarang, yaitu motif baju yang selalu sama seperti hari kemarin dan sampai seterusnya. Berangkat sekolah dan melewati 2 sekolah itu sangat membuat gue malu. Kenapa? karena masalah bajunya itu, kalo minggu pertama masuk sekolah, mah, gue pede-pede aja.
“Bro, coba liat tuh anak… Udah item, rambut acak-acakan, dari kemarin bajunya itu-itu doang, gak ada yang lain, napa?” Komentar cowok ganteng dari sekolah lain dari jarak dekat.
“Udah, biarin aja, sekolah dia memang gitu seragamnya.” Ujar temen cowok ganteng sambil natap gue dengan ekspresi merendahkan orang lain.
Gue cuma bisa diam dan mencoba menerima kenyataan pahit tersebut. Tapi, gue sebenarnya ingin merubah kenyataan tersebut menjadi sesuatu yang indah dan menakjubkan, misalnya berat badan 112 kg jadi 58 kg, ukuran baju XXL jadi L. Namun, itu semua tak semudah yang kita bayangkan.
Lanjut melewati sekolah yang kedua.
“Ya Allah, nak, kamu, kok, jadi orang berantakan banget, sih..” Tegur guru dari sekolah yang kedua.
“Kamu yakin, penampilannya mau begini terus sampai dewasa, seharusnya kamu, tuh, jadi seseorang yang rapi walaupun gak ganteng kayak artis-artis sinetron.” Tanya guru tersebut.
Lah, lagi-lagi sinetron, gak ada contoh yang lain, napa? Gue heran sama itu guru, gak temen sekelas gue yang nonton sinetron, ternyata ibu-ibu juga suka. Iya, ibu-ibu sih ibu-ibu, tapi, kok, seorang guru nonton juga. Atau karena gue yang selalu sibuk sama dunia gue sendiri, jadinya gue gak tau kabar sinetron. Lah, kok, gue jadi ngebahas sinetron sih. By the way, gue tuh sukanya nonton anime dan film lucu doang atau gak acara yang ada idola gue.
Gue gak hiraukan omongan guru tersebut, karena gue gak kenal sama tuh guru. Gue lanjutin aja ke sekolah gue. Tapi, kok, di depan gerbang gak ada siapa-siapa, biasanya sih ada guru yang nongkrong di depan gerbang buat salaman sama murid-murid, terus di dalam sekolahan gue juga sepi, tapi motor guru banyak yang udah di parkiran.
Gue curiga sama nih sekolah, jangan-jangan libur atau cuma guru yang datang buat rapat. Hari kemarin sih gak ada pengumuman atau pemberitahuan. Mau tanya ke satpam, satpamnya gak ada. Daripada gue bingung, mending gue ke kelas gue aja, dan apa yang terjadi, ternyata gue terlambat.
“Assala…”
“Kenapa kamu terlambat?” Tanya guru gue.
Belum lagi ngucap salam, udah ditanya gue.
“Anu, buk…” Jawab gue sambil cari alasan.
“Anu apa?” Tanya guru gue.
“S-saya malam tadi begadang, buk. T-tapi kan, buk, gak ada kata terlambat buat belajar” Jawab gue dengan nada terputus-putus.
“Ya, udah. Sana duduk!”
“Iya, buk”
Belajar pagi-pagi dalam keadaan ngantuk tuh memang kebiasaan gue yang terpendam namun menonjol. Terkadang hanya sedikit yang bisa masuk ke otak, itu pun kalau gue lagi serius belajarnya (apalagi gak serius, coba.)
Waktu terus berjalan. Keadaan di kelas semakin tak terkendali, layaknya anak SMA Indonesia di film-film yang lagi duduk di atas meja sambil lempar-lemparan kertas saat tidak ada guru. Semua ngeluh, gak ngerti pelajaran MTK Al-Jabar. Apalah daya, gue yang hanya bisa mencatat namun gak gue pahami di sekolah maupun di rumah malah ditegur sama guru gue.
“Ribut amat, sih” Seru guru gue
“Kenapa, buk?” Tanya gue.
“Kalian mau yang jadi guru, kalau gak, ya udah, diam!!” Tegas guru gue.
“Oke…” Seru gue ke guru
Gue maju dan gak tau apa yang harus gue ucapkan nantinya, guru gue tatapannya ngeri amat, dah. Rasanya mau menghentikan waktu di dunia ini dan lari dari kenyataan. Dan semua temen gue malah tepuk tangan yang meriah. Tak berapa lama gue ada ide.
“Oke, karena sekarang saya yang jadi guru, sekarang kita boleh pulang…” Seru gue dengan mulut senyum jahat sambil ngeliat guru gue.
“Whoooooaa…” Teriak temen-temen gue serempak dengan ayunan tangan ala anak Rap dan Metal.
“Assalamu’alaikum, buk, lain kali kayak ini lagi, ya?” Seru cewek labil.
Tingkah laku gue tuh memanglah aneh seperti anak kecil yang gak tau malu, namun bersikap dewasa itu penting tapi berkelakuan seperti anak kecil juga seru, kok.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment