Saturday, April 22, 2017
My Ears Feel You
My Ears Feel You
Cerpen Karangan: Diana Fitri
Kategori: Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Fantasi (Fiksi)
Lolos moderasi pada: 22 April 2017
Hantaman bom dan suara tembakan pistol dari kompeni seakan terbiasa terdengar di telinga gadis muda yang buta bernama sekar, perawat para tentara pribumi itu, dia dengan cekatanya menemukan luka korban dan memakaikan perban. Dia mengandalkan kehandalan telinganya untuk mendengar jeritan tentara di tengah hiruk pikuk perang.
Pada sebuah perang melawan kompeni, ia mendengar teriakan kesakitan seorang kompeni, walaupun ia mengenali kalau itu suara kompeni, tetapi dia tetap menghampirinya dengan kecemasanya, tampak seorang kompeni muda yang mengerang kesakitan di lenganya, kompeni itu pun seakan takjub dengan apa yang dilakukan sekar. “Kenapa kau mengobatiku, bukanya aku musuhmu?” tanya kompeni yang bernama jack itu. “tidak, semua berhak aku tolong.” jawab sekar, setelah selesai, sekar segera pergi sebelum ketahuan oleh tentara pribumi.
Beberapa hari kemudian setelah perang reda, sekar membantu keluarganya di kebun belanda untuk melakukan tanam paksa, dia dan keluarganya hanya pasrah melakukanya karena dia tahu ini akan segera berakhir. Pada saat itu kakaknya mengeluh dan memaki kompeni di kebun, lalu kompeni segera menangkapnya dan menyiksanya, sekar pun tidak terima mendengar jeritan kakaknya itu, ia menyuruh kompeni berhenti melakukanya, ternyata kompeni itu adalah jack, sontak ketika jack melihat sekar dia menghentikan penyiksaan itu, dan tiba-tiba menyuruh keluarga sekar untuk beristirahat dan dia menarik tangan sekar lalu mengajaknya jalan-jalan dan berbincang bincang tanpa sepengetahuan keluarga sekar.
“ada apa, kau mengajakku ke mana?.” tanya sekar, “aku hanya ingin tahu kamu lebih dalam, ternyata ada rakyat pribumi yang menyukai kami.” jawab jack. “Sebenarnya aku tidak menyukaimu, tetapi aku hanya ingin menyadarkan para kompeni.” kata sekar “lalu kenapa kau tidak marah saat aku menangkap kakakmu?” tanya jack, “tidak, itu memang sudah tugasmu.”, jawab sekar.
Dalam perjalanan itu jack selalu memandangi wajah cantik sekar yang seakan tidak mempunyai cacat sedikitpun dengan kelincahanya melewati jalan yang berbatu, dia sedikit tersadar akan kebaikan rakyat pribumi. Lalu dia mengajak sekar ke tengah taman di hutan dengan banyak bunga dan buah yang ditanam oleh pekerja paksa, kebetulan di situ sangat sepi, dia memberikan sekar melati putih di telinganya.
“kenapa telinga seperti ini begitu tajam pendengarannya?” tanya jack. “itu karna aku sudah terbiasa tertutup mataku sejak aku berumur 6 tahun.” jawab sekar.
Sejak saat itu, jack selalu berusaha melindungi sekar disaat perang dan selalu mengajaknya bersama menikmati indahnya taman di hutan, tanpa adanya prasangka buruk di hati sekar. Tetapi pihak kompeni mengetahui kalau jack selalu melindungi sekar dalam perang, lalu kompeni mengobrak ngabrik rumah sekar dan merampas barangnya keluarganya pun ditahan, saat itu sekar sangat dendam dengan belanda tetapi tidak terhadap jack karena jack saat itu membantu menghentikan belanda hingga dia juga ditahan.
Seiring waktu berjalan sekar menunggu keberadaan jack, pada saat perang terakhir jack gugur karena ditembak oleh tentara pribumi tetapi sekar tidak mengetahuinya sama sekali ia mengira jack masih dalam tahanan.
Pada suatu hari ia rindu dengan taman hutan itu, dia mengunjunginya sendiri tanpa jack, tetapi dia merasakan ada yang memasangkan bunga di telinganya dan merasakan bisikan jack di telinganya. Dia begitu gembira karena dia mengira jack telah bebas. “jack itukah kau, kau sudah bebas?, tetaplah di sini bersamaku.” dia memeluk dan merasakan keberadaan jack. “Iya sekar, walaupun aku begini.” jawab jack dengan air matanya.
Sekar seperti biasa berbincang bincang dengan jack dan memegang erat tanganya di perjalanan.
Saat sekar sedang menyiapkan alat medisnya untuk persediaan selama perang, jack datang dan menemaninya, membelai rambutnya. “jack kau ke sini, kenapa kompeni membolehkanmu, aku takut mereka akan ke sini.” kata sekar. “tidak sayang aku akan melindungimu, jangan ikut dalam perang itu, akan sangat berbahaya, belanda menyiapakan sesuatu yang dahsyat.” jack membocorkan tentang serangan belanda.
Saat serangan belanda itu, sekar nekat mengikutinya bersama kakaknya yang telah bebas dan ditemani oleh arwah jack yang menemaninya, saat akan ada peluru kompeni akan mengenai sekar jack melindunginya dan ia pun selamat, saat dia berbicara dengan jack dia dikira berbicara sendiri oleh tentara pribumi. “sekar, kenapa kau ini, di hadapanmu tidak ada siapapun, apalagi si kompeni jack itu, dia sudah tiada.” kata kakak sekar.
“nggak mungkin aku masih mendengar suaranya kok.” bentak sekar. Jack memegang wajah sekar dan menghadapkanya ke wajahnya, “kini saatnya kau tahu sekar, ragaku memang sudah tidak bisa denganmu, tetapi cintaku tetap bisa melindungimu.” kata jack.
Setelah mendengar jack itu, sekar pun tenggelam dalam kesedihanya dan mengunjungi makam jack dengan uraian air mata.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment