Thursday, April 6, 2017

MAIH

Ma, Aku Ingin Hijab Judul Cerpen Ma, Aku Ingin Hijab Cerpen Karangan: Putri Diana Kategori: Cerpen Islami (Religi) Lolos moderasi pada: 1 April 2017 Namaku Anna Clarissa Putri. Usiaku kini menginjak 16 tahun dan aku tidak menpunyai saudara. Ya.. aku anak tunggal dari keluarga yang dulunya harmonis kini menjadi keluarga yang menyedihkan. Setiap hari mama dan papa selalu bertengkar karena beda pendapat. Mama yang ingin menjadikan aku model nan seksi sedangkan papa menginginkan aku menjadi putri muslimah yang taat agama. Aku lebih memihak ke papa karena hijab sangat diwajibkan bagi wanita. Tanpa sepengetahuan papa, hari ini mama mengajakku untuk pemotretan dengan pakaian bikini. Aku sudah menolak mama, tapi mama sangat keras kepala yang hanya mau aku harus menurutinya. “Anna, cepatan ganti baju kamu pakai bikini ini.” Kata mama sambil menyodorkan bikininya. “Aku gak mau, ma. Aku malu.” “Mulai berani kamu ya sekarang melawan mama. Apa salahnya sih cuma pakai itu aja, selesai pemotretan dibuka kok!” Kata mama yang nyolot. “Jelas salah ma. Itu sama aja aku membuka auratku dan hukumnya berdosa. Aku gak mau, ma.” Kataku yang menolak permintaan mama itu. “Lancang kamu, ya..” Hampir saja tangan mama menampar pipiku karena dihalangi papa. Ya.. papa datang ke pemotretanku karena papa tau dari temannya yang melihat aku dan mama di sini. Aku memeluk papa, syukur papa datang dengan cepat. “Sudah berapa kali aku bilang, jangan bawa anna untuk dipotreti dengan pakaian terbuka! Kamu istriku, seharusnya kamu menuruti perkataanku!” Ucap papa pada mama dengan nada emosinya. “Kamu jangan egois ya, mas. Aku ini ibunya anna. Seharusnya anna mendengarkan aku karena aku yang melahirkan dia.” Mama pun membalas karena tak mau kalah dengan papa. “Sudahlah, aku malas berdebat denganmu.” Papa membawaku ke luar dari tempat itu. Sedangkan mama terus teriak tapi tidak didengarkan oleh papa. Semenjak kejadian itu, mama dan papa tidak berbicara lagi. Dan mama selalu menyuruhku untuk mengikuti semua kemaunnya yang menyuruhku buka hijab dan menjadikan aku model nan seksi. Pada suatu hari, mama membawa sebuah koper yang berisi baju bajuku dan mama. Mama bilang dia akan pergi dari papa dan kami akan tinggal di luar kota. Barulah mama bebas mengatur aku tanpa ada yang menghalanginya. “Anna, setelah kita sampai di sana, kamu harus buka hijab kamu dan kamu akan melakukan pemotretan lagi.” “Tapi, ma. Anna gak mau buka hijab anna, ma.” “Kamu ini, keras kepala kali sih. Pokoknya mama mau kamu harus mengikuti kemauan mama. Sekarang kamu tinggal sama mama bukan sama papa, ngerti!” “Gak, anna gak mau.” Aku tetap menolak permintaan mama itu sehingga mama kehilangan kendali dan kami mengalami kecelakaan. “Aku di mana?” Tanyaku yang pada papa yang di sebelahku. “Syukurlah anna, kamu sudah sadar. Kamu di rumah sakit, nak.” “Apa yang terjadi padaku, pa?” “Kamu mengalami kecelakaan sewaktu mama membawamu ke luar kota.” Iya baru aku ingat, bahwa waktu itu aku dan mama sedang bertengkar. “Mama, mana pa?” Gak lama pun mama datang dan memakai hijab. Betapa terkejutnya aku melihat mama yang kini sudah berubah. “Mama?” Aku mengernyitkan dahiku. “Iya, anna. Ini mama. Setelah kejadian itu, mama benar-benar sangat merasa bersalah sekali. Apalagi kamu koma sudah dua minggu. Dan itu membuat mama sekarang memakai hijab sama seperti kamu, karena kamulah mama berubah.” Jelas mama padaku. “Aku koma sampai dua minggu?” Tanyaku heran. Mereka mengangguk bersama. “Gak sia-sia mama punya anak seperti kamu. Mama pakai hijab pun karena papa kamu yang menceramahi mama, bahwa wanita yang tidak berhijab akan mendapatkan balasan yang sangat pedih di neraka dan mama bangga bisa punya anak sholehah seperti kamu dan suami yang taat agama seperti papa kamu.” Aku pun sangat bahagia mendengarnya. Kami pun ketawa bersama. Hari ini aku sudah pulang dari rumah sakit dan aku kembali ke sekolah seperti biasa. Mama dan papa kelihatan romantis sekali dan membuatku senang. Banyak waktu yang kami habiskan bersama, bercanda dan mama sudah berubah drastis. Keluarga seperti inilah yang aku inginkan, yang bahagia.

No comments:

Post a Comment